jokowi ahok – Blogging.co.id – Pusat Blog Artikel dan Informasi Indonesia http://blogging.co.id Pusat Artikel dan Informasi Indonesia Fri, 21 Apr 2017 06:37:29 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=4.7.5 Jokowi – Budayawan Ohh Budayawan, Apa Yang di Pikirkan Engkong? http://blogging.co.id/jokowi-budayawan-ohh-budayawan-apa-yang-di-pikirkan-engkong Fri, 14 Mar 2014 16:22:32 +0000 http://blogging.co.id/?p=10414 Ridwan Saidi, dikenal sebagai Budayawan yang sudah memiliki umur yang cukup tua dan cocok menjadi panutan setiap warga negara Indonesia. Dari judul berita tersebut, tentu kaget ...]]> Dalam tulisan ini saya ingin mengungkapkan sedikit dan tanggapan terhadap pemberitaan kompas Jumat 14 Maret 2014 dengan judul “Ridwan Saidi: Kalau Khianati Warga, Itu Sudah Bawaan Lahir Jokowi”. Melihat judul ini sontak sebagai warga negara Indonesia tertarik untuk melihat berita detilnya. Bagaimana tidak, ucapan ini menurut saya sangat dalam maknanya, termasuk serius dan “berbahaya”.

Ridwan Saidi, dikenal sebagai Budayawan yang sudah memiliki umur yang cukup tua dan cocok menjadi panutan setiap warga negara Indonesia. Dari judul berita tersebut, tentu kaget apakah budayawan cocok mengucapkan kata tersebut. Bukan berpikiran negatif terhadap engkong Ridwan, namun karena penasaran saya membaca sampai habis berita tersebut.

Budayawan, Cocokkah?

Fenomena Jokowi Ahok memang mengubah pentas politik Indonesia, tidak sedikit yang pro dan kontra. Terkait mereka ada berita di kompas yang menarik kita ulas. Sedikit di ulas pemberitaan kompas, yang diterbitkan hari ini yang cukup menarik untuk di cermati, kita sebagai bangsa Indonesia.

Dikutip dari kompas, berikut adalah pernyataan Ridwan Saidi :

“Kalau mengkhianati warga itu sudah bawaan lahir dia (Jokowi).Emang begitu sifatnya. Dulu kan waktu jadi Wali Kota Solo, dia lari ke Jakarta. Sekarang dari Jakarta, dia mau lari lagi,” Sumber : Kompas.com

Bagaimana ketika anda membaca kutipan di atas, bagi saya perkataan ini sangat menyakitkan dan sangat tidak layak diucapkan oleh seseorang yang sudah tua, apa lagi di cap sebagai budayawan senior.

Bayangkan perkataan ini “Kalau mengkhianati warga itu sudah bawaan lahir dia,Emang begitu sifatnya“, Perkataan ini tentu akan sangat melukai orang yang di tuju. Terus terang orang yang sudah tua harusnya sangat matang dalam berpikir, dan satu lagi biasanya sudah sangat pandai mengontrol emosi. Mengapa demikian ? contoh adalah Prof Thamrin Tamagola, yang ketika disiram dalam acara live tv swasta, yang memilih tidak mengubris ulah pelaku tersebut. Ia bukan penakut, tapi ia adalah seorang negarawan dan sungguh sangat luar biasa, karena dalam ajaran agama sendiri mungkin dari kecil kita sudah di didik kita tidak boleh dendam. Prof Thamrin ini sungguh luar biasa. Ok, balik lagi ke topik kita.

Pernyataan kedua ” Dulu kan waktu jadi Wali Kota Solo, dia lari ke Jakarta. Sekarang dari Jakarta, dia mau lari lagi“. Pernyataan kedua ini saya jadikan sebagai alibi Engkong Ridwan menyatakan klaim dia yang pertama yang mengatakan ” Kalau mengkhianati warga itu sudah bawaan lahir dia,Emang begitu sifatnya“. Tidak memihak salah satu pihak, baik Jokowi atau pun Ridwan, tapi hanya melihat pernyataan tersebut.

Apa yang tidak etis dari pernyataan ini ? coba perhatikan.

  • Kalau mengkhianati warga itu sudah bawaan lahir dia,Emang begitu sifatnya” (Penghakiman)
  •  “Dulu kan waktu jadi Wali Kota Solo, dia lari ke Jakarta. Sekarang dari Jakarta, dia mau lari lagi” (sebab musabab)

Saya lebih tertarik mengatakan bahwa klaim pertama sebagai istilah “Penghakiman” dan kedua adalah “sebab musabab” yang mengakibatkan hal tersebut. Intinya engkong ini menggatakan bahwa Jokowi mengkhianati warga dan alasannya adalah karena ia dulu jadi walikota solo terus lari ke jakarta, dan dari jakarta sekarang mau menjadi capres 2014, mungkin seperti itu maksudnya. Tugas presiden sangat mulia, jika ada kesempatan pasti banyak orang yang ingin menjadi presiden. Apalagi orang baik yang ingin menjadi presiden, tentu banyak didukung oleh rakyat.

Pantaskah budayawan mengatakan hal ini? seolah tidak merasa bersalah? merasa benar akan pendapatnya. Ok sedikit mengulas, apakah pernyataan ini etis dan cocok dikatakan sebagai budayawan.

Apakah Cocok Budayawan Mengatakan Kata Kata Ini?

Untuk menjawab ini sedikit kita ulas istilah kata budayawan. Budayawan berasal dari kata budaya sedangkan akhiran -wan  menandakan orang yang berkecimpung atau yang melekat dengan profesi budaya. Berikut adalah arti budayawan dari kamus besar bahasa Indonesia : KBBI:

bu·da·ya·wan n orang yg berkecimpung dl kebudayaan; ahli kebudayaan:

Sedangkan arti budaya sendiri berdasarkan kbbi adalah :

bu·da·ya n 1 pikiran; akal budi: hasil –; 2 adat istiadat: menyelidiki bahasa dan –; 3 sesuatu mengenai kebudayaan yg sudah berkembang (beradab, maju): jiwa yg –; 4 cak sesuatu yg sudah menjadi kebiasaan yg sudah sukar diubah;

Kata budayawan sangat mulia, arti budaya sendiri dapat diartikan pikiran, akal budi, adat istiadat, beradab dan maju. Yang menarik adalah artinya seorang budayawan harus memiliki pikiran, akal budi, yang mungkin mempelajari adat istiadat serta beradab. Jadi berdasarkan arti ini, kata kata diatas sangat tidak pantas diucapkan, artinya budayawan seseorang harus dipertanyakan lagi, apakah pantas ia dicap oleh seorang budayawan.

Analisa Logis Pernyataan

1. Kalau mengkhianati warga itu sudah bawaan lahir dia,Emang begitu sifatnya

Sangat tidak sopan dan sangat menyakitkan bagi orang yang ia tuju dan orang terdekatnya, mungkin “sang budayawan” tidak memikirkan apabila perkataan ini ditujukan kepada dirinya, bagaimana perasaannya serta keluarganya?

2. “Dulu kan waktu jadi Wali Kota Solo, dia lari ke Jakarta. Sekarang dari Jakarta, dia mau lari lagi

– Dari pernyataan ini dapat diartikan seseorang harus “setia” menjalankan tugasnya sampai akhir hayat. Analogi sederhana saja terkait pilpres ini, jika Jokowi diminta menyelesaikan jabatannya selama 5 tahun, artinya ia akan melewatkan pilpres 2014 karena jabatannya baru berakhir 2017. Pemilihan umum selanjutnya adalah 2019, artinya Jokowi harus “Ngangur” 2 tahun, “tidak boleh memimpin dimanapun” atau mencalonkan di daerah mana pun, karena nanti begitu maju 2019 ia akan dikatakan “penghianat” lagi.

– Bukan hanya anologi di atas, setidaknya bukan seorang Jokowi yang menentukan ia menjadi Capres atau tidak, melainkan adalah petinggi partai atau ketua umum yang telah memperhitungkan berbagai aspek.  Mungkin ribuan kepala daerah lain sangat ngebet menjadi capres, artinya semuanya akan penghianat?

– Mengkhianati warga? Adakah survei yang mengatakan bahwa warga DKI mayoritas mengatakan di khianati jokowi ? atau hanya pendapat pribadi?

– Analogi lain, ketika masih di jajah, tahun 1910, di Indonesia ada seorang jenderal hebat di daerah Semarang dan menjabat di sana selama 5 tahun, di tahun kedua anggap ia di minta memimpin tentara Indonesia yang berjuang membasmi penjajah dan ditugaskan di pusat. Ok dari analogi ini, jika sang Jenderal pergi, artinya ia mengkhianati warga semarang yang notabanenya harus ia jaga. Ingat dalam pembukaan UUD 1945 kita, kepentingan umum di atas kepentingan kelompok dan golongan. Jika warga Jakarta menolak pun, perihal ini dapat di jadikan patokan atau analisis pencapresan Jokowi. Jika segenap bangsa dan masyarakat Indonesia menghendaki Jokowi presiden 2014, jadi apa salahnya?

Sumber Pernyataan tersebut dapat dilihat di : Kompas

Logika dari mana ini ? berpikirkah ? ketika mengatakan sesuatu? Budayawan? atau…..

]]>