Teori mengenai ruang lingkup geografi pertama kali dikemukakan oleh Rhoad Murphey, dalam bukunya “THE SCOPE OF GEOGRAPHY” :
Berdasarkan pandangan tersebut, ruang lingkup geografi terbagi menjadi 3 bagian yaitu geografi fisik, sosial dan regional. Berikut ini penjelasannya :
1. Geografi Fisik
Ilmu geografi fisik akan mempelajari mengenai kondisi lingkungan alam yang berada di luar manusia, misalnya yang terjadi pada lapisan atmosfer bumi berupa gejala-gejala alam di geosfer. Gejala alam pada Bagian litosfer, hidrosfer tersebut berkaitan dengan bentuk, iklim, dan segala sesuatu mengenai bumi yang dan juga proses fisik pada darat, laut, dan udara yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup
Contohnya : Pada proses terjadinya hujan, pelangi, fenomena aurora dan sebagainya.
2. Geografi Sosial
Geografi sosial mempelajari mengenai interaksi lingkungan sosial, misalnya permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas manusia sebagai mahluk sosial, aktivitas ekonomi, dan mengenai perkembangan seni budaya yang berupa hasil pemikiran manusia dalam bentuk karya cipta.
Contohnya dapat kita temukan pada : manfaat air bagi kehidupan, pembuatan jenis pembangkit listrik yang berasal dari sumber daya alam misalnya air, angin dan sebagainya.
3. Geografi Regional
Pada namanya sudah bisa kita tebak yaitu ilmu geografi yang mempelajari pembahasan yang secara khusus berdasarkan sebuah wilayah atau daerah tertentu. Geografi regional mempelajari secara menyeluruh, baik dari aspek fisik dan juga sosial.
Contohnya : Hasil barang tambang Indonesia yang melimpah, terjadinya gempa bumi di wilayah kepulauan, dan sebagainya
Sebagai sebuah disiplin ilmu, konsep geografi pun sudah jelas membicarakan mengenai hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya (bumi), dengan demikian dari titik ini bisa ditarik mengenai ruang lingkup geografi seperti di atas. Selain ruang lingkup, tujuan geografi secara umum dibagi atas dua yaitu objek yakni formal dan material. Dalam hal ini dapat terlihat seberapa luas jangkauan ruang lingkup geografi itu sendiri.
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia terletak di luar laut teritorial Indonesia yang mana telah ditetapkan di Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang perairan Indonesia.
Deklarasi Pemerintah mengenai Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah sebagai berikut :
Pemerintah Indonesia pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan deklarasi Djuanda yang mana ditentukannya bahwa Zona Ekslusif Ekonomi Indonesia 12 mil dari garis dasar pantai masing-masing pulau yang ada hingga titik terluar. Konsep geografi ini sampai saat ini masih terus dipelajari mulai pendidikan dasar untuk memberikan kesadaran bagi bangsa Indonesia mengenai ZEF ini.
Atas dasar landasan hukum internasional negara Indonesia mempunyai hak untuk menegakkan hukum terhadap kapal-kapal yang melanggar ketentuan dan peraturan yang diterapkan negara Indonesia terhadap ZEF ini. Salah satu langkah hukum yang dilakukan bangsa Indonesia menyangkut Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah pada tahun 2011 Patroli Polisi Bisma 520 menangkap nahkoda kapal asal negara Vietnam yang tertangkap mencuri 100 kg ikan dengan jenis beragam dari laut yang masih ada di dalam Zona Ekslusif Indonesia.
Apabila melihat kepada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 02/MEN/2011 segala aktifitas yang berhubungan dengan menangkap ikan dan memasang alat bantu di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif mempunyai beberapa point penting yang wajib dipatuhi, yaitu :
Pencegahan terjadinya pelanggaran di Zona Ekonomi Eksklusif sangatlah penting untuk dilakukan, agar negara-negara tetangga tidak bisa mengambil keuntungan dari sumber daya alam yang kita miliki sekaligus untuk menegakkan hukum yang berlaku. Beberapa caranya antara lain :
Laut di Indonesia begitu dilindungi oleh pemerintah karena semua orang mengetahui manfaat laut bagi kehidupan sangat terutama sebagai sumber makanan karena makanan laut sangat enak disantap dan mengandung banyak minyak ikan yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas. Salah satu makanan yang banyak digemari oleh masyarakat adalah ikan air tawar.
]]>Pengertian Konsep Geografi yang umum merupakan suatu konsep untuk mempelajari dan memahami fenomena perubahan alam serta aspek sosial lainnya. Konsep dasar geografi ini sangat penting untuk dipelajari terutama contohnya dalam pemahaman konsep tersebut.
Konsep geografi dapat dibagi menjadi 10 macam yaitu berdasarkan Keterjangkauan, proses, lokasi, Aglomerasi, Nilai Kegunaan, Geomorfologi, Pola, Interaksi Interdependensi, Diferensiasi Area, dan Keterkaitan Keruangan.
Konsep geografi pada umumnya akan terus diperlukan untuk melakukan pemetaan atau pun dalam melakukan analisis terhadap suatu wilayah. Salah satu contoh produk nyatanya adalah pembagian zona ekonomi eksklusif di Indonesia. Dalam melakukan pemetaan dan menganalisis geografi, ada 4 prinsip yang digunakan:
Mempelajari konsep geografi dan contohnya memang menarik, apalagi bagi anda yang ingin mempelajari tentang ilmu alam. Untuk mempelajari lebih jauh kita juga bisa mengunjungi museum geologi bandung untuk lebih menghayati. Ilmu geografi juga bermanfaat untuk mempelajari hasil tambang di Indonesia dan bidang lainnya yang menarik.
]]>Wisata edukasi ternama pada kota kembang pada museum ini, berisi peninggalan zaman penjajahan Belanda yang berisikan penemuan arkeolog seperti penemuan fosil sejarah manusia purba di Indonesia. Termasuk pula dengan sejarah museum geologi bandung ini, yang sampai sekarang menjadi pusat pengetahuan geologi nusantara.
Sejarah museum geologi Bandung pertama kali didirikan sebenarnya dilakukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda seperti pada pada museum fatahillah Jakarta. Kegiatan penyelidikan tersebut dilakukan untuk menemukan barang tambang dan geologi di bumi Nusantara oleh ahli geologi yang berasal dari Eropa pada sekitar pertengahan abad ke-17.
Pada awalnya penyelidikan dilakukan, terkait dengan kegiatan revolusi Industri yang dilakukan bangsa Eropa yang membutuhkan berbagai bahan tambang, yang mulai dilakukan pada abad ke-18. Pemerintahan Belanda yang menyadari akan hal tersebut, kemudian mulai melakukan penguasaan terhadap pencarian sumber barang tambang di Indonesia untuk menyokong perekonomian bangsa Eropa.
Hasil penelitian yang ditemukan tersebut, memerlukan tempat untuk menyimpan hasil barang tambang dan juga temuan fosil yang ditemukan bersama barang galian tersebut. Lalu didirikan sebuah gedung yang diberi nama “Geologisch Laboratorium” untuk menyimpan semuanya. Bangunan museum geologi Bandung dibuat dengan rancangan seorang arsitek berasal dari negeri Belanda, yang bernama Van Schouwenburg dan memakan biaya mencapai empat ratus ribu gulden. Lalu bangunan tersebut, dilakukan peresmian pada tanggal 16 Mei 1929.
Ketika sistem pemerintahan Indonesia mulai dikuasai Jepang, kepengurusan gedung pun berpindah tangan dan berganti nama menjadi Chishitsu Chosacho. Lalu setelah merdeka pengurusan gedung dilakukan oleh Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Kemudian karena perang yang terjadi, banyak dokumen yang berpindah-pindah karena Belanda menduduki kembali gedung tersebut. Lalu setelah suasana membaik, pengelolaan museum geologi Bandung mulai dibenahi dan semakin membaik sampai sekarang.
Geologisch Laboratorium yang disebut juga Geologisch Museum, didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda bertujuan untuk melakukan dokumentasi berbagai contoh batuan, mineral, fosil dan artefak yang ditemukan para ahli geologi dari berbagai daerah di kawasan Hindia Belanda terdahulu. Saat ini, museum geologi Bandung merupakan bagian dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia.
Koleksi Museum Geologi terbagi kedalam tiga ruangan yang berisikan :
Pada ruangan sejarah kehidupan, menampilkan koleksi fosil mengenai peradaban manusia purba pada zaman prasejarah dan yang paling menarik adalah replika fosil T-rex dan cetakan kaki Tyrannosaurus. Pada galeri lain terdapat fosil hewan vertebrata di Indonesia yaitu seperti gajah purba (Stegodon trigonocephalus, Sinomastodon bumiayuensis), badak (Rhinoceros sondaicus) dan sebagainya.
Ruangan geologi Indonesia menampilkan tentang asal muasal Bumi, tektonik Indonesia yang membentuk gugusan pulau. Dan terbagi-bagi dalam galeri Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, serta galeri Survei Geologi, Gunungapi, Dunia Batuan dan Mineral.
Terakhir pada ruangan geologi untuk kehidupan manusia menjelaskan tentang pemanfaatan terhadap penemuan-penemuan geologi yang telah dilakukan seperti Pemanfaatan Batuan dan Mineral, Eksplorasi dan Eksploitasi, Bahan Galian Komoditas Nasional, Gempabumi dan Gerakan Tanah, Bahaya dan Manfaat Gunungapi, Air dan Lingkungan dan masih banyak lagi.
Jika anda berminat untuk mengunjungi, museum geologi Bandung ini letaknya tepat di Jl. Diponegoro 57, Bandung – Jawa Barat.
]]>