Perbedaan saham dan obligasi ada di pernyataan bahwa saham adalah sebuah bagian instrumen finansial yang menunjukkan bagian kepemilikan sebuah perusahaan dan dengan menerbitkan saham perusahaan yang membutuhkan suntikan finansial dalam jangka waktu yang panjang akan menjual sebagian saham perusahaan dengan imbalan uang. Harga sebuah saham bisa kalian ketahui lewat internet dengan menggunakan web browser untuk membuka website daftar harga saham seperti situs bursa efek misalnya.
Sedangkan obligasi yaitu surat yang menunjukkan utang dari penerbit obligasi tersebut kepada pemegang obligasi yang di dalamnya juga terdapat janji untuk membayar kembali utang yang ada beserta kupon bunganya pada saat jatuh tempo.
Perbedaan Saham dan Obligasi
Walaupun sudah banyak yang tahu perbedaan saham dan obligasi, saya akan menjelaskannya secara satu per satu kembali dengan tujuan membantu siswa, guru, dosen atau mahasiswa yang mungkin membutuhkan informasi tentang saham dan obligasi dalam proses mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan ekonomi.
Berikut penjelasan perbedaan saham dan obligasi secara jelas dan mudah dimengerti :
Saham
- Merupakan sebuah bukti tanda kepemilikan atas perusahaan
- Tidak mempunyai jangka waktu
- Pemegang saham akan memperoleh penghasilan yang biasa disebut dividen dengan frekuensi yang tidak menentu atau fluktuatif
- Dividen didapatkan dari laba perusahaan, seberapa banyaknyalaba perusahaan pun susah ditaksir karena kondisi ekonomi pada dasarnya bersifat fluktuatif
- Dari segi pajak, dividen adalah bagian laba yang didapatkan perusahaan setelah dikenai pajak
- Harga saham bersifat fluktuatif karena bergantung dengan kondisi ekonomi mikro dan makro
- Pemegang saham mempunyai hak suara terhadap perusahaan
- Apabila sampai terjadinya likuidasi atau pembubaran perusahaan maka pemegang saham memiliki klaim inferior
Obligasi
- Merupakan bukti atas pengakuan utang
- Terdapat jangka waktu sehingga adanya jatuh tempo yang telah ditentukan
- Besarnya bunga dan periode pembayaran sudah ditetapkan
- Perusahaan untung atau rugi, bunga dan pokok pinjaman hukumnya wajib untuk dibayar
- Bunga obligasi sudah terlebih dahulu dikeluarkan guna biaya sebelum pajak diperhitungkan
- Harga obligasi cenderung stabil namun sensitif terhadap inflasi dan tingkat bunga
- Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara terhadap perusahaan
- Apabil sampai terjadi likuidasai maka pemegang obligasi memiliki klaim terlebih dahulu untuk assets perusahaan tersebut
Resiko Saham dan Obligasi
Resiko saham dan obligasi sudah tentu ada karena pada dasarnya dunia ekonomi bersifat fluktuatif alias tidak bisa ditebak kapan akan menanjak dan kapan akan menurun, seperti yang sudah saya tekankan tadi di perbedaan saham dan obligasi. Saham mempunyai sendiri terbilang cukup beresiko karena bergantung dengan kondisi perekonomian secara makro seperti nilai tukar uang dan nilai suku bunga. Selain itu saham pun juga berkaitan erat dengan kondisi politik di negara tersebut yang berkaitan dengan stabilitas negara.
Seperti bulan kemarin ketika Jokowi mengumumkan akan menjadi Capres yang kemudian menimbulkan pro kontra tetapi terlepas dari itu sebaiknya sebelum kita berpendapat atau menilai akan lebih bijak jika membaca ulasan dan prediksi Jokowi Presiden 2014 , salah satu dampak dari pencalonan Jokowi tersebut adalah menjadikan bursa saham Indonesia melompat tinggi. Apabila harga pasar sedang mengalami penurunan yang anda harus lakukan adalah menjual saham yang anda miliki dan menyimpannya dalam bentuk deposito guna mengurangi kerugian yang anda tanggung, salah satu jenis deposito yang anda bisa pilih sebagai solusi masalah ini adalah deposito berjangka.
Untuk Obligasi tingkat resiko investasinya terbilang cukup rendah tetapi resiko terbesar dalam obligasi yaitu adanya gambling bahwa penerbit obligasi tidak mampu membayar utangnya. Untuk mencegah hal ini terjadi yang harus kalian lakukan adalah mengecek besar kecilnya resiko gagal bayar obligasi di lembaga pemeringkat.
Advertisements