Obat antibiotik selalu ada dalam resep dokter yang diberikan setelah pemeriksaan kesehatan yang pasien lakukan. Dalam dunia kedokteran mengenal jenis obat yang disebut dengan nama antibiotik. Berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “anti” berarti melawan dan “Bios” yang berarti hidup. Bagaikan dewa penolong, jenis obat antibiotik ini menjadi penawar racun untuk penyembuh berbagai jenis penyakit.
Obat Antibiotik
Antibiotik adalah salah satu penemuan pada bidang kedokteran terbesar dalam upaya mengobati berbagai penyakit. Penisilin merupakan penemuan pertama oleh Alexander Fleming, pada tahun 1928 yang kemudian digunakan oleh manusia sejak 1930-an. Resep obat antibiotik erat hubungannya dengan penyakit yang ditularkan dari infeksi bakteri, namun virus penyakit berbahaya, parasit dan lainnya tidak bisa disembuhkan oleh antibiotik.
Golongan Obat Antibiotik
Terdapat lebih dari 100 jenis antibiotik yang dapat ditemukan di dunia, namun secara unsur kimia pembentuknya terbagi menjadi 7 golongan antibiotik seperti berikut :
1. Penisilin (Penicillins)
Penisilin kelas beta laktam, bekerja dengan merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi. Penisilin terbagi menjadi beberapa agen bakterisida yaitu :
- Penisilin G
- penisilin V
- Ampisilin
- Tikarsilin
- kloksasilin
- Oksasilin
- Amoksisilin
- Nafsilin
Penisilin mengobati infeksi yang berkaitan dengan fungsi kulit, gigi, gangguan pada mata, telinga, saluran sistem pernafasan, dan sebagainya. Alergi obat penisilin ini dapat terjadi karena hipersensitivitas dengan keluhan ruam-ruam.
2. Sefalosporin (Cephalosporins)
Hampir sama dengan penisilin yang mengganggu proses pembentukan dinding sel saat bakteri berproduksi, namun infeksi meningitis, gonorrhea yang tidak bisa disembuhkan penisilin bisa di sembuhkan oleh Sefalosporin. Kasus alergi karena penissilin kemungkinan besar akan membuat alergi pada sefalosporin juga.
3. Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Aminoglikosida akan menghambat pembentukan protein bakteri yang secara efektif dapat mengobati penyakit seperti tifus dan pneumonia. Penggunaan obat antibiotik ini dapat menyebabkan risiko bakteri semakin tahan terhadap antibiotik ini. Aminoglikosida ini dapat mengendalikan dengan mengobati infeksi bakteri, namun dapat menurunkan fungsi ginjal dan fungsi hati secara signifikan.
4. Makrolida (Macrolides)
Makrolida dapat mencegah biosintesis yang terjadi pada fungsi protein pada bakteri dan juga alternatif bagi pasien yang sensitif terhadap penisilin. Efek samping terhadap makrolida dapat terjadi pada pecernaan seperti mual dan diare. Hindari penggunaan antibiotik ini pada wanita hamil dan menyusui.
5. Sulfonamida (Sulfonamides)
Sulfonamida akan mengobati infeksi pada ciri-ciri penyakit ginjal, namun memiliki efek samping berbahaya untuk ginjal juga. Pasien ginjal harus minum sejumlah besar air untuk mengurangi pembentukan kriatal dari antibiotik tersebut.
6. Fluoroquinolones
Jenis antibiotik Fluoroquinolones bekerja dengan menghentikan langsung DNA bakteri sintesis sehingga relatif aman untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan. Meskipun baik, penggunaannya tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan anak-anak karena diduga dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang.
7. Polipeptida (polypeptides)
Obat antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi contohnya pada telinga tengah, namun harus digunakan dengan hati-hati karena dapat memperburuk masalah. Efek samping dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan syaraf.
Penggunaan Obat Antibiotik
Obat antibiotik harus diberikan dengan resep dokter karena jenis obat ini dapat mengembangkan dirinya menjadi sebuah resistensi yang menyebabkan kekebalan pada bakteri tertentu. resep antibiotik akan diberikan dalam dosis yang akan membuat bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi bakteri tidak terjadi. Maka dari itu, penggunaan antibiotik dengan resep dokter harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya tipe bakteri kebal lainnya.
Advertisements