Sulit untuk memprediksi apakah efek samping kemoterapi pada setiap pasien kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi. Setiap orang akan mengalami reaksi berbeda terhadap pengobatan ini dan juga jenis sel kanker yang dihadapi seperti beberapa penyakit berikut :
- kanker darah
- kanker serviks
- kanker payudara
- kanker kolon, dan sebagainya
Untuk itu para pasien kemoterapi ini harus memahami bagaimana efek pengobatan kemoterapi ini untuk kesehatan setelah pengobatan atau jangka panjang.
Efek Samping Kemoterapi
Berbagai efek kemoterapi ini mungkin tidak terjadi pada sebagian orang, beberapa kasus pengobatan kemoterapi ini memberikan efek secara umum seperti berikut :
Kelelahan – Rasa lelah yang terasa secara terus-menerus adalah gejala umum yang paling banyak dilaporkan oleh pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi. Pekerjaan yang biasanya dapat dilakukan tanpa menguras energi, bisa sangat memakan energi. Pasien kemoterapi membutuhkan istirahat yang lebih banyak dari biasanya. Lakukan olahraga ringan seperti gerakan senam yoga sederhana atau manfaat berjalan kaki untuk meningkatkan energi tubuh.
Rasa sakit – Kemoterapi dapat menyebabkan rasa sakit termasuk sakit kepala, nyeri otot, sakit perut dan rasa sakit. Kemudian rasa sakit karena kerusakan syaraf, seperti rasa terbakar, kesemutan, atau rasa nyeri (paling sering di jari tangan dan kaki). Rasa nyeri ini biasanya berkurang pada kurun waktu ke waktu setelah pengobatan. Tetapi pada beberapa orang gejala ini akan terjadi lebih lama setelah kemoterapi, karena kerusakan saraf permanen. Dokter biasanya akan memberikan obat penghilang rasa sakit seperti obat antibiotik atau perawatan syaraf tulang belakang.
Infeksi rongga mulut – Efek samping kemoterapi dapat merusak sel-sel yang menjaga kesehatan gigi dan mulut. Luka pada mulut ini menjadi penyebab sariawan ( disebut juga mucositis) dan terjadi 5 sampai 14 hari setelah kemoterapi. Pasien kemoterapi yang memiliki pola makan yang kurang sehat atau terdapat gangguan pada kesehatan gigi akan meningkatkan risiko terjadinya luka tenggorokan.
Rambut Rontok – Efek samping kemoterapi bisa menjadi penyebab kerontokan rambut yang terjadi secara signifikan selama pengobatan. Hal ini terjadi secara bertahap setelah dosis pertama pengobatan pertama diberikan. Kerontokkan ini dapat terjadi pada bagian tubuh lain seperti lengan, kaki dan wajah. Setelah perawatan kemoterapi selesai, rambut dapat tumbuh kembali namun terkadang terjadi perubahan misalnya rambut baru tumbuh dengan warna yang berbeda atau lebih keriting dari sebelumnya.
Masalah reproduksi – Beberapa obat kemoterapi dapat menghentikan sistem reproduksi wanita untuk bisa hamil dan mempengaruhi pria untuk memproduksi sperma yang sehat. Hilangnya kesuburan ini biasanya bersifat sementara dan akan kembali seperti semula setelah selesai pengobatan, meskipun dalam beberapa kasus bisa terjadi secara permanen. Kemoterapi juga bisa menyakiti janin selama kehamilan terutama di trimester pertama perkembangan janin.
Efek Samping Kemoterapi Serius Lainnya
Efek kemoterapi pada sebagian orang mungkin tidak menimbulkan ancaman yang serius, namun hal yang sebaliknya bisa pula terjadi pada yang lainnya. Sebagai contoh, jika mengalami penurunan terhadap produksi dan fungsi sel darah putih, kemungkinan akan rentan terhadap serangan virus penyakit. Hal ini dapat terjadi pada kemoterapi untuk leukimia (kanker darah), karena kanker jenis ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih secara signifikan.
Efek samping kemoterapi serius lainnya meliputi:
- Suhu tubuh tinggi dari 38 ° C
- Tubuh sering gemetar
- Sistem pernafasan tidak berjalan dengan baik (sulit bernafas, nyeri dada)
- Nyeri otot dan sendi
- Pendarahan pada gusi atau hidung
- Pendarahan pada bagian lain yang tidak kunjung berhenti
- Sariawan yang parah
- Muntah tak tertahankan
- Diare atau kesulitan buang air besar
Perawatan setelah kemoterapi sangat penting untuk semua penderita kanker, termasuk pemeriksaan fisik secara teratur dan atau tes medis untuk memantau pemulihan setelah pengobatan kanker. Hal ini dikarenakan penderita kanker, akan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker lagi di kemudian hari.
Advertisements